Sayur Pare
Pare atau nama latinnya (Momordica charantina L) merupakan tumbuhan merambat yang berasal dari wilayah Asia Tropis, terutama pada daerah India bagian barat, yaiu Assam dan Burma. Tanaman ini adalah anggota suku labu-labuan dari Cucurbitaceae. Biasanya tanaman ini dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai sayuran maupun dijadikan sebagai bahan untuk pengobatan. Pare memiliki kandungan ilmiah antara lain energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C dan air. Ciri-ciri tanaman pare ini antara lain : Batangnya bercabang, berbau tidak sedap serta batangnya berbusuk isma, daunnya tunggal dan letaknya berseling berbentuk bulat panjang, dengan panjangnya yang mencapai 3,5-8,5 cm, lebarnya 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkalnya berbentuk jantung dan warnanya hijau tua, bunganya tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang dan mahkotanya berwarna kuning, buahnya bulat memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya ini mencapai 8-30 cm, rasanya pahit, warna buahnya hijau dan jika buahnya sudah matang akan menjadi warna oranye yang pecah dengan tiga daun buah. Ciri-ciri Pare: Bentuk Fisik: Pare memiliki bentuk fisik yang unik. Biasanya berbentuk panjang dan bergerigi, dengan permukaan yang bergerigi dan berduri. Warna kulitnya bisa hijau atau kuning tergantung pada tingkat kematangan. Rasa Pahit: Salah satu ciri utama pare adalah rasanya yang sangat pahit. Banyak orang merasa sulit untuk mengonsumsinya dalam jumlah banyak karena rasa pahitnya yang kuat. Warna Daging: Daging pare biasanya berwarna putih hingga hijau terang, dan bijinya besar serta keras. Tumbuhan Merambat: Pare adalah tumbuhan merambat yang tumbuh di daerah beriklim hangat, seperti Asia Selatan, Tenggara, dan sebagian Amerika Latin. Klasifikasi Tanaman Pare Untuk klasifikasi tanaman pare adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta , Sub Divisi : Angiospermae , Kelas : Dicotyledoneae , Bangsa : Cucurbitales , Suku : Cucurbitaceae , Marga : Momordica , Spesies : Momordica Charantia L. Morfologi Tanaman Pare Tanaman pare termasuk tanaman tahunan, tumbuhnya merambat, percabangan banyak, dan memiliki bau khas yang tidak enak. a. Akar Tanaman pare mempunyai akar tunggang yang lurus masuk kedalam tanah. Akar tanaman pare kuat karena termasuk tanaman tahunan. b. Batang Tanaman pare mempunyai batang yang panjangnya kurang lebih 4-5 m, dan pada batang tanaman yang masih muda terdapat bulu-bulu. c. Daun Tanaman pare termasuk berdaun tunggal, bertangkai panjang yang kedudukannya berseling, bentuk bulat panjang, helai daun berbagi 5-7. Daun tanaman pare berwarna hijau tua. d. Bunga Tanaman pare memiliki 2 kelamin. Bunga tanaman pare bertipe tunggal dan mahkota bunga berwarna kuning. e. Buah Tanaman pare yang dikonsumsi adala buahnya, Buah pare berwarma hijau muda, berbentuk memanjang antara 10-20 cm tergantung jenis dan varietasnya, permukaan buah terdapat bintil-bintil yang tidak beraturan. Buahnya memiliki rasa yang khas yaitu pahit. f. Biji Tanaman pare memiliki biji yang terdapat didalam buah pare. Warna biji coklat kekuniangan, teksturnya keras, dan bentuknya pipih memanjang.
Manfaat Pare: Kesehatan Diabetes: Salah satu manfaat utama pare adalah kemampuannya dalam mengelola kadar gula darah. Pare mengandung senyawa yang dapat meningkatkan toleransi glukosa dan membantu mengendalikan diabetes. Meningkatkan Kekebalan Tubuh: Pare mengandung sejumlah nutrisi dan antioksidan, seperti vitamin C, yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Menurunkan Kolesterol: Konsumsi pare juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, sehingga baik untuk kesehatan jantung. Pembakaran Lemak: Pare dapat membantu dalam proses pembakaran lemak dan penurunan berat badan karena mengandung serat tinggi dan memiliki efek positif pada metabolisme lemak. Pencegahan Kanker: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam pare dapat memiliki potensi dalam pencegahan kanker, terutama kanker lambung. Kesehatan Kulit: Pare juga mengandung vitamin A dan C, yang bermanfaat untuk kesehatan kulit. Mereka dapat membantu mengurangi tanda-tanda penuaan dan meningkatkan tekstur kulit. Mengurangi Radang: Kandungan antiinflamasi pare dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Ciri Ciri Tanaman Pare Tanaman pare memiliki ciri ciri atau morfologi sebagai berikut yaitu : Akar Akar pada tanaman pare memiliki dua tipe utama, yaitu akar tunggal dan akar berserabut yang sangat lembut. Oleh karena itu, tanaman pare lebih cocok untuk dibudidayakan pada kondisi lahan atau tanah yang keras dan berpasir. Akar pare berwarna putih. Batang Batang tanaman pare berusuk lima dan memiliki panjang sekitar 2-5 cm. Daunnya tunggal dan memiliki tangkai dengan panjang berkisar antara 1,5 hingga 5,3 cm. Daun pare berbentuk bulat dengan panjang 10 cm dan berwarna hijau tua. Pada batang yang masih muda, rambut-rambut cukup rapat dapat ditemukan. Daun Daun pada tanaman pare memiliki bentuk bulat telur, berbulu, dan berlikuk. Susunan tulang daunnya menjari, dan panjang tangkai daunnya mencapai 7-12 cm. Daunnya memiliki warna hijau tua di bagian atas dan hijau muda atau kekuningan di bagian bawah. Letak daun pare berseling dengan panjang tangkai antara 1,5 hingga 5,3 cm. Daun tunggal ini memiliki bentuk membulat dengan pangkal yang menyerupai jantung dan garis tengah sekitar 4-7 cm. Bunga Bunga pare tumbuh dari ketiak daun dan berwarna kuning yang mencolok. Bunga pare terdiri dari dua jenis, yaitu bunga jantan dan bunga betina yang memiliki duri tempel, halus, dan berambut. Kelopak bunga berbentuk lonceng dan berusuk banyak. Panjang tangkai bunga jantan mencapai 2-5,5 cm, sedangkan tangkai bunga betina bisa mencapai 1-10 cm. Bunga pare dibedakan menjadi bunga jantan yang memiliki benang sari berjumlah tiga dengan kepala sari berwarna orange, serta bunga betina yang memiliki sisik, bakal buah berparuh panjang, berduri halus, dan berambut panjang. Putik pada bunga betina berjumlah tiga, dua di antaranya berlekuk dan satu utuh. Buah Buah pare berasal dari bunga betina yang telah mengalami proses penyerbukan. Buah ini berbentuk bulat memanjang dengan permukaan berbintil-bintil dan memiliki rasa pahit. Bagian buah yang telah masak berwarna jingga. Daging buahnya tebal dan di dalamnya terdapat banyak biji. Buah ini berbentuk bulat memanjang, memiliki bintil-bintil yang tidak beraturan, panjangnya berkisar antara 8 hingga 30 cm, berwarna hijau, dan berubah menjadi jingga saat matang. Jenis Jenis Pare Terdapat 2 jenis pare yang populer di Indonesia diantaranya adalah : Pare Gajih , pare-gajih Pare gajih adalah salah satu jenis pare yang daging buahnya tebal dan berair. Pare gajih memiliki bentuk bulat lonjong dengan panjang berkisar 30 hingga 50 cm. Pare jenis ini memiliki rasa yang tidak terlalu pahit dibanding pare pada umumnya. Selain itu pare gajih memiliki permukaan yang tidak rata dan memiliki bintil bintil atau benjolan. Pare Kodok pare-kodok Pare kodok adalah jenis pare yang rasanya paling pahit diantara pare lainnya. Pare kodok memiliki warna hijau tua atau hijau gelap dengan memiliki bentuk bulat lonjong dan ukurannya lebih pendek dibanding pare gaji. Pare ini dinamakan pare kodok dikarenakan warnanya dan bintil bintilnya yang mirip dengan kodok sehingga dinamakan pare kodok.
5 Cara Memasak Pare agar Tidak Pahit dan Tetap Hijau dengan Mudah Pare, dengan rasa pahitnya yang unik, seringkali menjadi momok bagi sebagian orang. Padahal, di balik rasa pahitnya, pare menyimpan segudang manfaat kesehatan. Rasa pahit ini disebabkan oleh senyawa cucurbitacin yang terkandung di dalamnya. Namun, jangan khawatir! Dengan teknik memasak yang tepat, rasa pahit pare dapat diminimalkan dan bahkan dihilangkan, sehingga Anda dapat menikmati sayuran hijau ini dengan lebih leluasa. Berikut adalah 5 cara mudah memasak pare agar tidak pahit dan tetap hijau: Pilih Pare yang Tepat Pemilihan pare yang tepat adalah langkah awal yang krusial untuk mengurangi rasa pahit. Pilihlah pare yang masih segar dan memiliki ciri-ciri berikut: Warna Hijau Cerah: Pare yang segar memiliki warna hijau cerah dan merata. Hindari pare yang berwarna kuning atau memiliki bercak coklat, karena ini menandakan pare sudah tidak segar dan cenderung lebih pahit. Tekstur Keras dan Padat: Pare yang baik memiliki tekstur yang keras dan padat saat ditekan. Pare yang lembek atau berair biasanya sudah tidak segar dan rasa pahitnya lebih kuat. Ukuran Sedang: Pilihlah pare dengan ukuran sedang. Pare yang terlalu besar cenderung lebih tua dan memiliki rasa pahit yang lebih kuat. Bintik-bintik Halus: Perhatikan permukaan pare. Pare yang memiliki bintik-bintik halus biasanya lebih muda dan rasa pahitnya tidak terlalu kuat. Rebus dengan Garam Merebus pare dengan garam adalah cara yang efektif untuk mengurangi rasa pahit. Garam membantu menarik keluar senyawa cucurbitacin penyebab rasa pahit dari dalam pare. Berikut langkah-langkahnya: Potong Pare: Belah pare menjadi dua, buang bijinya, dan iris tipis-tipis. Lumuri dengan Garam: Taburkan garam secukupnya pada irisan pare dan remas-remas hingga layu. Diamkan selama kurang lebih 30 menit. Rebus dengan Air Garam: Didihkan air dengan sedikit garam. Masukkan irisan pare dan rebus selama 2-3 menit. Jangan merebus terlalu lama agar pare tidak terlalu lembek. Tiriskan dan Bilas: Tiriskan pare dan bilas dengan air dingin untuk menghentikan proses pemasakan. Gunakan Air Asam Jawa Air asam jawa memiliki rasa asam yang dapat menetralkan rasa pahit pada pare. Selain itu, air asam jawa juga dapat membantu mempertahankan warna hijau segar pada pare. Berikut cara penggunaannya: Rendam dengan Air Asam Jawa: Larutkan asam jawa dengan air hangat. Rendam irisan pare dalam larutan air asam jawa selama kurang lebih 30 menit. Bilas dengan Air Bersih: Setelah direndam, bilas pare dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa asam jawa. Taburi dengan Tanah Liat (Kao Lin) Cara ini adalah trik tradisional yang efektif menghilangkan rasa pahit pare. Tanah liat jenis Kao Lin (biasanya dijual di toko bahan kue atau toko bahan makanan Asia) memiliki kemampuan menyerap rasa pahit. Lumuri Pare dengan Kao Lin: Setelah pare diiris, lumuri dengan Kao Lin hingga merata. Diamkan: Diamkan selama kurang lebih 15-20 menit. Cuci Bersih: Cuci pare hingga bersih dari sisa-sisa Kao Lin. Pastikan tidak ada lagi tanah liat yang menempel. Perhatian: Pastikan Kao Lin yang digunakan adalah food grade dan aman untuk dikonsumsi. Masak dengan Bumbu yang Kuat Rasa pahit pare dapat disamarkan dengan memasaknya bersama bumbu-bumbu yang kuat dan kaya rasa. Bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, cabai, terasi, dan rempah-rempah lainnya dapat membantu menyeimbangkan rasa pahit pare dan menciptakan hidangan yang lezat. Berikut beberapa ide masakan pare yang bisa Anda coba: Tumis Pare: Tumis pare dengan bawang putih, cabai, dan udang rebon. Tambahkan sedikit kecap manis dan saus tiram untuk rasa yang lebih kaya. Pare Isi Tahu: Isi pare dengan adonan tahu yang telah dibumbui. Kukus atau rebus hingga matang. Gulai Pare: Masak pare dengan kuah gulai yang kaya rempah. Tambahkan daging sapi atau ayam untuk hidangan yang lebih istimewa. Oseng Pare Teri Medan: Kombinasi rasa pahit pare dan asin gurih teri medan akan menciptakan hidangan yang unik dan lezat.
Harga Pare Perubahan iklim menjadi salah satu penyebab harga pare naik maupun turun. Dibawah ini adalah daftar harga terbaru pare untuk dijadikan bahan referensi rujukan nantinya saat membeli di pasar ataupun swalayan terdekat. Harga pare saat ini Rp.3 000 per kilo, sedangkan pare merah berkisar Rp.3.500 per kilo. Harga yang kami sajikan sewaktu-waktu bisa berubah akibat perubahan cuaca atau permintaan pasar.
Sumbernya : https://www.agroniaga.com/darimana-asal-usul-pare-itu/
Sumbernya : https://www.agroniaga.com/darimana-asal-usul-pare-itu/
Komentar
Posting Komentar